JAKARTA — Pada Selasa, 29 Juli 2025, dua siswa dan dua siswi perwakilan SMA Vianney diundang oleh pengelola RPTRA Kelurahan Rawa Buaya. Mereka mengikuti Seminar Deklarasi Anti Judi dan Pinjaman Online dengan tema ‘Masa Depan Cerah Jauhi Judol Jangan Pinjol.’ Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, dengan tema yang sangat relevan bagi generasi muda yang sedang bertumbuh kembang.
Para siswa dan guru pendamping, berangkat dari SMA Vianney pada pukul 07.15 WIB menuju RPTRA Karina Sayang. Setibanya di lokasi, perwakilan SMA Vianney segera mengisi absensi di meja registrasi. Setelah itu, mereka diarahkan ke ruang seminar dan berkesempatan untuk berkolaborasi dengan perwakilan siswa dari sekolah lain.

Acara dibuka oleh MC yang hangat menyambut seluruh hadirin. Untuk memeriahkan suasana dan menyambut tamu serta peserta, sebuah tarian tradisional pembuka dari Sanggar Tari Novi ditampilkan. Penampilan ini berhasil menarik antusiasme tinggi dari semua yang hadir.
Setelah penampilan tarian, acara dilanjutkan dengan laporan dari ketua panitia, Ibu Eni Kusemi. Kemudian Camat Cengkareng, Bapak Haji Ahmad Faqih, memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi. Dalam sambutan Beliau mengajak seluruh hadirin untuk menghindari judi online dan pinjaman online. Bersamaan dengan itu, deklarasi anti judi online dan pinjaman online secara resmi dibuka melalui perwakilan beberapa siswa-siswi dari sekolah sebagai tanda peresmian. Sebelum lanjut ke sesi berikutnya, hadirin diajak untuk mengikuti sesi foto bersama.
Acara selanjutnya adalah sebuah kegiatan yang sangat menarik perhatian para peserta dan tamu yaitu doorprize. Hal tersebut berhasil menarik perhatian para siswa-siswi menjadi semakin bersemangat dalam mengikuti seminar yang diadakan. 3 siswa dan siswi yang beruntung berhasil memenangkan hadiah doorprize pada sesi pertama sebelum sesi pemaparan materi dimulai. Setelah doorprize, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi sesi pertama dengan narasumber dari Polda Metro Jaya yaitu Bapak Ibnu Harianto. Beliau menjelaskan secara spesifik mengenai judi online dan pinjaman online yang sangat berbahaya bagi kalangan anak-anak remaja dan sekolah. Setelah sesi pertama selesai, dilanjutkan dengan sesi kedua bersama narasumber dari Kejaksaan Agung, Bapak Rizki Cahyado yang menambahkan pemaparan materi dari narasumber sebelumnya dan kembali mengingatkan akan bahayanya tindakan judi online dan pinjaman online.

Setelah pemaparan materi sesi pertama dan kedua selesai, akhirnya acara yang sangat ditunggu-tunggu terlaksana, yakni acara forum diskusi atau talk show. Dalam sesi ini, siswa-siswi dari berbagai sekolah dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan kepada para narasumber yang diundang dan dalam sesi ini diskusi pun dibuka. Banyak hal yang diperbincangkan berkaitan dengan judi online dan pinjaman online yang berhasil menarik perhatian para tamu undangan dan peserta. “Jujur acara ini membuka wawasan baru buat aku sih! Acaranya sangat seru, terus juga talkshow nya itu buat aku sadar dan makin paham hal-hal yang berkaitan dengan judi online dan pinjaman online “ucap Brigitta, salah satu siswi kelas 10-1 SMA Vianney yang berpartisipasi dalam seminar deklarasi.
Setelah beberapa pertanyaan sudah diajukan dan para peserta sudah saling berdiskusi, sesi forum diskusi pun berakhir. Dalam penghujung acara, panitia kembali mengadakan doorprize yang berhasil membangun dan memicu semangat dari para siswa-siswi dan peserta yang hadir. Terdapat total 6 hadiah menarik yang dapat dimiliki oleh siswa-siswi beruntung pada acara tersebut. Setelah acara doorprize berakhir, acara kembali ditutup oleh MC dengan ucapan terima kasih.
Acara ini diharapkan dapat menjadi sebuah sarana bagi siswa-siswi untuk semakin waspada dengan perkembangan teknologi terutama berkaitan dengan judi online dan pinjaman online. Melihat kasus nyata yang benar-benar terjadi, seminar ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dan langkah yang tepat dalam mengatasi permasalahan berkaitan dengan pelaksanaan judi online dan pinjaman online bagi anak-anak remaja sehingga tidak akan terjerat dengan judi online dan pinjaman online. “Saya berharap generasi muda sesuai dengan motto dari negara kita untuk menjadi generasi emas dengan menghindari yang namanya judi online dan pinjaman online semaksimal mungkin, dan terus belajar demi meraih prestasi” kata Bapak Hasan Maruf, salah seorang panitia penyelenggara kegiatan.

(Penulis: Chelsea Audrey Valentina, XII-1 dan Mikael Hadisurya, XII-2)